Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuntunan Cara Sholat Istikharah Beserta Doa dan Jawabanya

Dalam hidup terkadang kita akan dihadapkan pilihan - pilihan yang mana kita kesulitan untuk memilih atau mengambil keputusan yang terbaik. karna dari kedua pilihan tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sama baiknya bagi kita. Sebagai seorang muslim, sudah selayaknya kita memohon pentunjuk kepada Allah SWT dengan cara sholat istikharah yang dianjurkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Namun masalahnya sebagian dari kita masih bingung cara melaksanakan sholat istikharah, Dengan nya, semoga tulisan berikut ini bisa membantu sobat semua. 

Shalat Istikharah

Shalat istikharah adalah sholat sunnah yang dilakukan saat seorang hamba ingin memohon petunjuk kepada Allah SWT, untuk menentukan pilihan dan keputusan yang terbaik.

Perlu diketahui pada zaman jahiliyah orang - orang melakukan istikharah dengan cara Azlam (Undian). Lalu dengan datangnya Islam tradisi tersebut dirubah dengan cara sholat istikharah. Nah, jika masih ada yang melakukan Azlam (undian) ini bisa jadi orang tersebut masih mempercayai cara yang dilakukan orang jahiliyah dulu untuk memutuskan pilihan yang tepat baginya.

Shalat istikharah ini telah disyariatkan oleh Islam dan telah ada tuntunanya dari Rasulullah Sallahu'alaihi wassalam. Adapun doa yang dipanjatkan saat shalat istikharah ada dua yang bisa diamalkan. Keduanya ini sesuai tuntunan Rasulullah Shallahu'alai wassalam.

Doa Istikharah

Tuntunan Cara Sholat Istikharah Beserta Doa dan Jawabanya
Photo by Michael Burrows from Pixel
Teks doa istikharah yang pertama:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

Artinya: “Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”

Teks doa istikharah yang kedua: Ada pun doa istikharah yang kedua ini sama dengan teks doa istikharah yang pertama tadi. Hanya ada beberapa kalimat yang berbeda. yaitu: Kalimat  [دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى] diganti dengan [عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ]. (Silahkan perhatikan kalimat yang ditebalkan dan digaris bawahi dari kedua teks doa istikharah) Sehingga, Teks lengkapnya:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii ‘aajili amrii wa aajilih, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih.

Kapan doa istikharah diucapkan?

Syeikh Muhammad bin Umar Bazmul menjelaskan : "Waktu doa istikharah adalah setelah salam, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu Alai wa Salam,

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ

Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian berkehendak atas suatu urusan, hendaklah ia shalat dua rakaat yang bukan wajib, kemudian ia berdoa…..”
Teks hadis menunjukkan setelah melaksanakan dua rakaat, artinya setelah salam.” (Bughyatul Mutathawi‘, Hal. 46)

Apakah ada bacaan khusus saat shalat istikharah?

Al-Allamah Zainuddin Al-Iraqi mengatakan, "Aku tidak menemukan satu pun dalil dari berbagai hadits istikharah yang menganjurkan bacaan surat tertentu ketika istikharah." 

Secara tidak langsung beliau ,Al-Allamah Zainuddin Al-Iraqi menjelaskan, Bagi seseorang yang ingin melaksanakan shalat istikharah bisa membaca surat atau ayat apa pun yang dia hafal atau mudah baginya. karna dalam shalat diajurkan untuk membaca surat yang mudah baginya. 

Apakah shalat istikharah harus dilakukan dengan shalat khusus ataukah boleh dilakukan dengan semua shalat sunnah?
Pada hadits tentang shalat istikaharah di atas dinyatakan, 

فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ

Artinya: “Kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu…”

Sesuai dengan kalimat di atas bahwa,sebagian ulama menyimpulkan melakasanakan shalat istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan semua shalat sunnah. Artinnya, seseorang bisa melakukan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya, lalu setelah melaksanakan shalat sunnah tadi bisa membaca doa istikharah. Imam An-Nawawi mengatakan:

والظاهر أنها تحصل بركعتين من السنن الرواتب ، وبتحية المسجد، وغيرها من النوافل

Artinya: “Teks hadis menunjukkan bahwa doa istikharah bisa dilakukan setelah melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya.” (Bughyatul Mutathawi’, Hal. 45)

Jawaban dari Istikharah ada dalam Mimpi?

Kebayakan dari orang beranggapan bahwa jawaban dari yang diistikharah nya itu akan ada dalam mimpi. Maksudnya Allah Subhanahu wata'alaj akan memberikannya jawaban melalui mimpi. Sementara mimpi tidak bisa dijadikan patokan atas jawaban dari istikharah. 

Jadi orang yang menganggap seperti ini adalah anggapan yang tidak berasaskan dalil. Sebenarnya tidak ada keterkaitan antara mimpi dan istikharah. Lebih jelas syeikh Masyhur Salman hafizhahullah mengatakan:

Mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fiqih. Karena dalam mimpi setan memiliki peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan menggunakan mimpi untuk mempermainkan manusia. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
الرؤيا ثلاثة، من الرحمن ومن الشيطان وحديث نفس

Artinya: “Mimpi ada 3 macam: dari Allah, dari setan, dan bisikan hati.”

Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui. Dan tidak ada hubungan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karen itu, tidak disyariatkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan mimpi. Hanya saja, jika ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan jiwa. Tetapi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi. (Al-Fatwa Al-Masyhuriyah: http://almenhaj.net/makal.php?linkid=124)

Apa yang Perlu dilakukan setelah shalat istikharah?

Para ulama menjelaskan bahwa setelah melakukan shalat istikharah hendaknya seseorang melakukan atau ambil pilihan yang sesuai dengan keinginan hatinya. 

Imam An-Nawawi mengatakan:
إذا استخار مضى لما شرح له صدره

Artinya: “Jika seseorang melakukan istikharah, maka lanjutkanlah apa yang menjadi keinginan hatinya.”

Tata cara shalat istikharah

Maka dengan demikian kesimpulan tata cara shalat istikharah sebagai berikut:

1. Dilakukannya istikharah seseorang bertekad untuk melakukan suatu hal tertentu. Dalam artian bukan sebatas lintasan batin. Lalu orang tersebut pasrah kepada Allah.

2. Seperti halnya shalat pada umumnya, shalat isitikharah dilakukan setelah bersuci, baik dengan berwudhu ataupun bertayamum.

3. Shalat istikharah dilakukan dengan 2 rakat. Shalat dua rakaat yang dimaksud adalah bebas, tidak harus shalat khusus. Bisa dilakukan dengan berupa shalat rawatib, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, dll. yang penting dua rakaat.

4. Tidak ada bacaan khusus di dalam shalat istikharah. Artinya cukup dengan membaca Surah Al-Fatihah (wajib) dan surat atau ayat yang telah dihafal. Atau yang mudah baginya.

5. Doa istikharah dilakukan setelah salam dan anjurkan mengangkat tangan. Dengan membaca salah satu doa di atas. Lalu setelah berdoa silahkan menyebutkan apa saja yang jadi keinginannya atau apa hajat dari shalat istikharah itu. 

6. Melakukan apa yang sudah menjadi tekadnya. Jikalah menjumpai halangan, berarti itu isyarat bahwa Allah SWT tidak menginginkan hal itu terjadi pada sobat.

7. Apa pun hasil dari istikharah, itulah yang terbaik bagi kita. Walaupun terkadang pilihan tersebut bukan yang kita inginkan. Karna baik bagi kita belum tentu baik baik Allah. Buruk dipandangan kita belum tentu itu buruk dipandangan Allah SWT. Karna Allah SWT lah yang maha memberi kebaikan, yakinlah bahwa segala kebaikan datangnya dari Allah. Jika kita yakin itu, insya Allah SWT akan datangkan kebaik - kebaikan yang terbaik bagi kita. 

8. Ridha dan berlapang dada atas pilihan yang Allah SWT pilihkan. Bukankah Nabi kita Muhammad SAW telah mengajarkan kita melalui doa diatas bahwa,  
ثُمَّ أَرْضِنِى
Artinya: “kemudian jadikanlah aku ridha dengannya” maksudnya adalah ridha dengan pilihan-Mu ya Allah, meskipun tidak sesuai keinginanku.

Allahu a’lam bissowab

Sumber: Konsultasisyariah.com